Kali ini aku ingin berbagi pengalaman bagaimana cara mempertahankan keperkasaan-fungsional pria sejati. arti “keperkasaan fungsional” ini new pertama kali aku dengar tapi bolehlah ditulis a nan takana (apa yang teringat) aja, soal artinya imajinasikan sendiri aja. Ngomong-ngomong kalian sudah 18+? aku sudah memperingatkan, loh, ya.
Lelaki dewasa di Padang dan Sumatera Barat umumnya gemar minum teh telor (teh talua, Minang). Apalagi yang sudah berkeluarga, teh telor seolah minuman wajib terutama selepas sarapan pagi. Tak heran jika kedai sarapan yang menyediakan teh telor akan diserbu pengunjung, apalagi jika teh telornya gurih. Kombinasi sarapan yang pas biasanya lontong atau pecal + teh telor. Kombinasi yang bikin pria greng.
Walaupun bahan dan cara buat teh telor di mana-mana sama aja, namun uniknya, cita rasa bisa dan aromanya berlainan. Bahkan di kedai yang sama bisa lain rasanya jika pembuatnya ganti orang. Jangan bayangkan rasanya amis. Tidak. Rasanya mirip capucino.
Di Kota Padang sendiri banyak tempat minum teh telor yang yahut, sebut aja kedai Kubang di Jalan M Yamin, Kedai Da Zal di bilangan Jalan S Parman, dan Kedai Ni Os di dekat Pasar Bkalianr Buat. aku paling malas jika sudah jauh-jauh pergi ke kedai Da Zal tak tahunya Da Zal tak ada, jadinya yang buat adalah istrinya. Uek! Maaf, rasanya tak enak.
Padahal, cara buat teh telor sangat simpel. Berikut pengamatan aku. Kuning telor ayam kampung atau itik (telor ayam ras tak lazim, apalagi telor burung onta) dicampur 2 sendok gula pasir lantas dikocok sampai “matang”. Kemudian kocokan telor dalam gelas tersebut dituangi dengan air mendidih melalui saringan teh tarik, yaitu saringan teh dari kain yang panjang meruncing ke bawah, ini supaya mendapatkan cairan teh yang lebih kental. Jenis tehnya adalah teh hitam yang pekat seperti teh Prabawati Goalpara Sukabumi made in PTPN VIII. Airnya harus air matang masak mendidih, bukan air termos. Setelah siap barulah dihidangkan dengan disertai irisan jeruk nipis, yang akan diperas sendiri oleh si peminum ke dalam gelas teh telor sebelum meminumnya. Optional bisa ditambah vanila, susu kental, dan madu.
Minum teh telor menjadi kebiasaan aku bertahun-tahun sejak merantau ke Padang. Jika sehari aja tak minum teh telor badan terasa tidak sekuat biasanya. Jika minum teh telor, hmm, badan lebih bertenaga. Otak terasa terjaga, pikiran menjadi terang, lebih awas dari biasanya, lebih pintar gitu. Mata juga terjaga jarang ngantuk. Dan…malamnya lebih bahagia.
Jika kebetulan lagi ada urusan kerja ke Jakarta atau kota lain, wah, repot. Susah cari teh telor. Di warung-warung makan Padang juga jarang sekali yang menyediakan. Beda dengan di Sumatera Barat, hampir setiap warung makan menyediakan menu teh telor. So, jika suatu hari kita kopi darat dan aku terlihat kurang kosentrasi dan nampak ngantuk, itu artinya aku belum minum teh telor hari itu.
Istri: “Uda,…silahkan minum teh telornya.
0 Response to "Teh Telor (telur)"
Post a Comment